PERKEMBANGAN OTAK MANUSIA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEDEWASAAN
A.
PERKEMBANGAN
EMBRIONIK OTAK MANUSIA
Sumber Gambar: Campbell |
(a)
Otak pada embrio
manusia yang berusia satu bulan, ketiga wilayah utama otak: otak depan, otak
tengah, dan otak belakang menjadi jelas terlihat selama bulan pertama
kandungan.
(b)
Setelah lima minggu, lima
wilayah telah terdiferensiasi, yaitu telensefalon dan diensefalon dari otak
depan, mesensefalon dari otak tengah, serta metensefalon dan mielensefalon dari
otak belakang.
(c)
Setelah tiga bulan,
embrio manusia memiliki pusat-pusat utama otak yang ditemukan pada orang
dewasa.
Dengan
melihat fase-fase perkembangan embrionik otak, maka dapat kita tarik suatu
kesimpulan bahwa otak janin yang berada dalam kandungan selama tiga bulan,
telah memiliki struktur-struktur pokok yang sama seperti pada orang dewasa. Dan
ketika fase pranatal, otak janin sesungguhnya telah mulai untuk bekerja dan
menghasilkan perilaku bawaan pada bayi. Hal itu dipengaruhi oleh lingkungan dan
kondisi emosi sang ibu. Jadi, seorang wanita hamil selalu dianjurkan untuk
tenang dan berpikir damai, mendengarkan alunan musik religius, serta musik-musik
yang indah (efek Mozart) karena
perilaku bawaan bayi sangat dipengaruhi oleh masa-masa pranatal.
B.
CARA
KERJA OTAK BAYI DAN PERKEMBANGANNYA
Otak bayi bekerja cepat, mengumpulkan
informasi, menyusunnya, memunculkan teori tentang dunia di sekitarnya dan
terus-menerus menguji teori-teori itu. Salah satu kemampuan yang paling
kompleks yang dipelajari bayi adalah bahasa, tampaknya bayi belajar bahasa
lebih cepat dari orang dewasa. Dalam suatu percobaan terkenal, Psikolog Andrew
Meltzoff membungkuk di depan bayi dan menjulurkan lidahnya. Bayi itu sejenak
ragu, lalu menjulurkan lidahnya juga. Percobaan Meltzoff, yang dilakukan
berkali-kali terhadap bayi berumur 36 jam, menunjukkan bahwa manusia lahir
dengan kemampuan untuk belajar dari manusia lainnya. Otak bayi terprogram
dengan pemahaman bahwa mereka (bayi) merasa seperti lelaki yang membungkuk ke
arahnya. Tanpa menatap ke cermin bayi tahu bahwa mereka punya mulut dan lidah
seperti lelaki itu, dan tahu bagaimana menggunakannya untuk meniru.
Bayi lahir dengan sebagian besar neuron
yang tetap ada hingga mereka dewasa, tapi kebanyakan neuron itu belum saling
terhubung. Setiap pengalaman membentuk koneksi baru antarneuron, yang disebut sinapsis, memungkinkan bayi untuk
berpikir dan merasa, mendengar, melihat, dan mengingat. Ketika bayi mengalami
sesuatu lebih dari sekali atau saat mengetahui beberapa pengalaman berbeda
saling terkait, sinapsis berkembang lebih permanen. Pada usia dua atau tiga
tahun, bayi punya lebih dari 15.000 koneksi untuk setiap neuron dalam otak.
Dalam kondisi ini, otak memulai serangkaian proses pembersihan untuk mengurangi
jumlah koneksi. Yang tidak terpakai, menghilang saat otak memprogram ulang
dirinya di setiap tahap perkembangan.
Pada usia tiga sampai sepuluh tahun,
otak terus berkembang menghasilkan sel-sel baru dan lebih banyak koneksi serta
mengurangi jumlahnya sesuai yang dibutuhkan. Sekitar umur sepuluh tahun,
terjadi perubahan besar-besaran. Jumlah sel bertambah dengan cepat, koneksi
yang kuat semakin kuat, dan yang lemah semakin menghilang.
Saat berumur delapan belas tahun,
koneksi dalam otak berkurang menjadi 500 triliun (setengah dari yang dimiliki
ketika umur tiga tahun). Otak adalah pusat energi, lebih handal dari
sebelumnya, tapi kurang cepat menangkap konsep baru, tidak lagi seperti otak
batita. Pada masa remaja akhir dan awal pertengahan dua puluhan, otak terus
berubah. Area yang berpikir dan merasa adalah yang paling banyak berubah
seiring bertambahnya kedewasaan secara emosional dan intelektual.
Otak orang dewasa tidak berhenti
berubah, tapi tidak berkembang secepat saat masa kanak-kanak.
Pengalaman-pengalaman hidup memperkuat beberapa bagian otak dan memangkas
bagian lainnya. Pada usia senja, otak sedikit menyusut dan menjadi lebih ringan
daripada otak orang dewasa awal.
C. PENGARUH
PERKEMBANGAN OTAK BAYI TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS ORANG DEWASA.
Kondisi psikologis adalah kondisi
karakteristik psikofisik manusia
sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam
interaksinya dengan lingkungan (Elizabeth B. Hurlock). Perilaku merupakan manifestasi dari ciri-ciri
kehidupan baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Perilaku manusia terdiri
dari tiga aspek yaitu kognitif
(pemahaman), afektif (perasaan), dan psikomotorik (perilaku).
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, otak bayi bekerja dengan cepat, kemudian pada fase dewasa, otak pun
masih terus berubah namun perkembangannya tidak secepat otak bayi. Hal tersebut
disebabkan adanya perubahan besar-besaran pada fase remaja dimana koneksi
sinapsis di dalam otak berkurang menjadi setengah dari jumlah koneksi sinapsis dibandingkan
ketika fase bayi. Dengan demikian, periode bayi merupakan periode belajar yang
paling efektif dalam penanaman nilai-nilai moral serta spiritual, selain juga
nilai-nilai intelektual. Hal tersebut akan mampu membentuk kondisi psikologis yang
stabil ketika bayi mulai tubuh hingga
dewasa.
Masa dewasa adalah masa yang sangat
panjang (20-60 tahun keatas), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada
usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam
ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan diujung fase
ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan
berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam
hidup seseorang dalam masa penitian karir atau sumber penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting.
Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi
yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup
berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, serta berperan sebagai suami
atau istri yang membutuhkan kestabilan emosi yang baik. Dewasa akhir merupakan
periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di dunia ini. Kisaran usia
yang ada pada periode ini adalah enam puluh tahun ke atas. Pada periode ini
terjadi penurunan atau kemunduran yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
Satu hal yang dapat dilakukan untuk
mempersiapkan masa dewasa ini adalah dengan memberikan penanaman nilai-nilai
yang meliputi IQ, EQ, dan SQ yang telah dilatih oleh orang tua sedini mungkin
kepada anaknya. Dengan memanfaatkan celah dimana perkembangan otak yang sangat
cepat terjadi pada masa batita, para orang tua dapat belajar mendidik anaknya
dengan pendidikan karakter seperti pengenalan terhadap norma-norma dan
nilai-nilai melalui cara-cara yang sederhana misalkan mencium tangan orang tua,
belajar memberi salam, serta berperilaku hidup bersih. Dengan demikian, kebiasaan-kebiasaan
yang diajarkan sejak batita itu akan terus dipegang sebagai prinsip hidup oleh
anak hingga dewasa.
Sumber:
Atkinson, Rita L dkk (2010). Pengantar Psikologi, Jilid 1. Tangerang:
Interkasara.
Campbell, Neil A dkk (2004). Biologi, Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Monks,
F. J dkk (2001). Psikologi
Perkembangan. Yogjakarta: Gajah Mada University Press.
Santrock,
John W (1995). Life Span Development. Jakarta: Erlangga.
Simpson,
Kathleen ( _).Otak:Bagian dalam Ruang
Kontrol Tubuh Anda._:National Geographic.
Sobur, Alex (2011). Psikologi Umum. Bandung:Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar