Sabtu, 01 September 2012

Essay



Bumbu Bali

Warisan Budaya dalam Upaya Pencegahan Penyakit



Bumbu Bali, Bumbu Pemberian Dewa
Esai ini bertujuan untuk mengungkap khasiat yang tersembunyi dibalik kelezatan masakan Bali yang telah diwariskan secara turun-temurun sebagai budaya yang amat kental bagi masyarakat Bali dan bagaimana peranannya dalam upaya pencegahan penyakit, khususnya di daerah-daerah tradisional di Pulau Bali. Sebagai sampel, saya mengambil beberapa resep masakan dari daerah Gianyar karena daerah tersebut memiliki berbagai jenis icon masakan mulai dari masakan yang digunakan sebagai jamuan di hari-hari khusus, jamuan bagi kaum bangsawan di Puri Gianyar, hingga masakan yang lumrah dijumpai di Pasar Senggol Gianyar.
Masakan Bali selain lezat, penampilannya sangat eksotis dan mampu membangkitkan selera siapapun yang melihatnya. Tak heran bila beberapa masakan Bali menjadi icon pariwisata di Bali. Namun, di balik itu dapat dikatakan bahwa, kelezatan dan penampilan yang begitu eksotis dari masakan Bali tidak pernah terlepas dari bumbu Bali yang merupakan salah satu wujud dari bagian budaya dan seni yang tumbuh di Pulau Dewata. Selain itu, bumbu Bali juga sering disebut sebagai “bumbu pemberian Dewa”. Hal itu tidaklah mengejutkan karena selain berfungsi sebagai pemberi rasa dan menambah keidahan penampilah masakan Bali, bahan-bahan racikan bumbu Bali juga berkhasiat dalam pencegahan penyakit. Misalnya kencur untuk mencegah dan mengobati radang lambung dan masuk angin, laos untuk mencegah rematik dan flu, kunyit untuk mencegah radang gusi dan berperan sebagai anti oksidan alami, jahe untuk mencegah dan mengobati radang sendi tulang (artritis), bawang merah dan bawang putih yang berperan sebagai antiseptik, dan yang terakhir adalah jeruk limau atau jeruk nipis yang berperan dalam pencegahan sakit jantung, kanker, dan stroke.

Bumbu Bali dalam Konteks Keagamaan Hindu
Bila ditelusuri sejarahnya, bumbu Bali memiliki alur sejarah yang panjang dan berkelok-kelok. Salah satu legenda tentang bumbu Bali adalah kisah yang tertulis dalam kitab “Wirata Parwa”, yang menceritakan asal muasal adanya bumbu dalam masakan. Kisah ini bermula ketika Panca Pandawa berada dalam pengasingan setelah terusir dari kerajaannya sendiri. Untuk mengelabui identitas diri, mereka menyamar sebagai orang lain. Bima, putra kedua dari pandawa menyamar sebagai tukang masak Raja Wirata. Suatu ketika, Raja Wirata kedatangan tamu dari Kerajaan Magada. Patih Kerajaan Magada menggoda Dewi Drupadi. Karena merasa kesal dengan ulah Patih tersebut, Bima kemudian membunuh Patih Kerajaan Magada dan mencampurkannya pada makanan Raja Wirata. Rupanya makanan itu berkenan dengan selera Sang Raja karena terasa bertambah lezat.
Namun di hari-hari berikutnya, masakan Bima terasa hambar di lidah Sang Raja. Tentu saja perubahan rasa ini membuat Sang Raja bertanya kepada Bima. Munculah kekhawatiran para Pandawa bila identitas mereka yang sebenarnya akan diketahui oleh Raja Wirata. Para Pandawa kemudian bertapa memohon diberi anugerah rasa pada makanan. Doa mereka didengar oleh para Dewa kemudian diutuslah Sang Hyang Aswin ke bumi untuk mengabulkan permintaan para Pandawa. Lalu, Sang Hyang Aswin memberikan anugerah rasa asin kepada Yudistira (putra pertama dari Pandawa). Rasa asin ini kemudian menjadi kencur.
Bima dianugerahi oleh Sang Hyang Ruci rasa sepat yang kemudian berwujud menjadi laos (lengkuas). Arjuna diberi anugerah oleh Sang Hyang Indra rasa pahit yang kemudian berwujud menjadi kunyit. Nakula diberi anugerah oleh Sang Hyang Aswin rasa pedas yang kemudian berwujud menjadi jahe. Sahadewa (si bungsu Pandawa), diberi anugerah oleh Sang Hyang Siwa Budha rasa manis yang kemudian berwujud menjadi bawang merah dan bawang putih. Dewi Drupadi diberi anugeraholeh Sang Hyang Dewi Basundari rasa asam yang kemudian berwujud menjadi jeruk limau (jeruk nipis). Semua rasa inilah yang kemudian menjadi racikan masakan bagi Raja Wirata.

Khasiat Rasa Olahan Bumbu Bali bagi Kesehatan
Rasa olahan dalam masakan Bali sebagai pelengkap upacara dibagi dalam 6 rasa. Yang pertama disebut Dharma Wiku, yaitu olahan yang mengandung rasa asin, berkhasiat sebagai obat batuk, dan untuk mencegah darah kotor karena merupakan rasa olahan yang dihasilkan oleh racikan kencur. Menurut lontar, rasa asin ini pertama kali tercipta dari tubuh Dewa Siwa dan Dewi Uma. Masakan hasil olahan menggunakan bumbu asin ini adalah Urab Putih yang biasanya digunakan sebagai persembahan dan salah satu jamuan bagi pendeta.
Rasa olahan yang kedua disebut Bima Kroda, yaitu olahan yang mengandung rasa pedas, berkhasiat untuk memperkuat lambung dan memperbaiki pencernaan serta mencegah dan mengobati artritis (radang sendi tulang) karena merupakan rasa olahan dari racikan rimpang jahe yang mengandung minyak asiri sehingga mampu memperlancar sistem sirkulasi dan pencernaan dalam tubuh. Olahan masakan yang menggunakan bumbu ini adalah lawar merah. Rasa olahan yang ketiga disebut Jayeng Satru, yaitu rasa sepat berkhasiat untuk mencegah rematik dan flu karena merupakan rasa olahan dari racikan laos (lengkuas). Yang keempat disebut rasa Gagar Mayang, yaitu olahan yang mengandung rasa pahit, berkhasiat untuk mencegah radang gusi, menurunkan kadar kolesterol, anti diare, dan anti diabetes karena merupakan rasa olahan dari racikan kunyit. Yang kelima disebut Nyunyur Manis, yaitu olahan yang mengandung rasa manis, berkhasiat untuk mengontrol kadar kolesterol, memperkuat sistem saraf, dan mencegah serta mengobati asma karena berupakan rasa olahan dari racikan bawang merah dan bawang putih. Yang terakhir disebut Galang Kangin, yaitu olahan yang mengandung rasa asam, berkhasiat dalam mencegah sakit jantung, kanker dan stroke karena merupakan rasa olahan dari racikan jeruk limau (jeruk nipis) yang mampu memaksimalkan penyerapan catechin (antioksidan yang diyakini melawan sakit jantung, kanker, dan stoke).

Rahasia Resep Racikan Bumbu Bali
Meracik bumbu Bali ada pedomannya, dalam Wirata Parwa dan Dharma Caruban, disebutkan bahwa kencur adalah simbol dari Yudistira (Panca Pandawa, dalam cerita Mahabarata) yang mengandung nilai 5. Laos (lengkuas) menjadi simbol dari Bima yang mengandung nilai 9. Kunyit menjadi simbol dari Arjuna yang mengandung nilai 7. Jahe sebagai simbol dari Nakula yang mengandung nilai 4. Bawang merah dan bawang putih menjadi simbol dari Sahadewa dengan nilai 8. Jeruk limau (jeruk nipis) sebagai simbol dari Dewi Drupadi yang hanya sebagai pelengkap rasa dalam racikan bumbu Bali.
Makna angka-angka yang terkandung dalam sombol-simbol pada diri Panca Pandawa adalah merupakan aturan pencampuran bumbu Bali itu sendiri. Inilah yang disebut-sebut sebagai rahasia resep racikan bumbu Bali, karena memiliki rumus. Jadi, dalam meracik bumbu Bali harus diingat perbandingan antara kencur dengan laos (lengkuas). 1 bagian kencur 4 bagian laos (lengkuas). Perbandingan antara kunyit dengan laos (lengkuas) sebagai berikut, 2 kunyit dan 1 laos (lengkuas). Perbandingan antara kunyit dengan jahe, 3 bagian kunyit dan 1 bagian jahe. Perbandingan antara jahe dengan kencur, 4 jahe dan 5 kencur. Bawang merah dan bawang putih dipakai sesuai selera, sedangkan kemiri, cabai, terasi, dan merica dipakai untuk kelengkapan sebagai penyedap. Jeruk limau (jeruk nipis) boleh dipakai, boleh tidak, sesuai dengan jenis masakan.
Itulah rahasia di balik khasiat yang tersembunyi dalam bumbu Bali yang tidak hanya merupakan warisan budaya bagi masyarakat Bali, namun, juga diperlukan dalam upaya menjaga kesehatan dimana pada setiap bahan-bahan racikannya memiliki peranan untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Rabu, 04 April 2012

Antara Rokok dan Kanker Paru-Paru


"One Cigarette Burn Up YOUR LIFE" mungkin kata itu yang tepat untuk melukiskan hubungan antara rokok dan paru-paru manusia. Lebih-lebih merokok dapat menyebabkan gangguan yang serius pada paru-paru yaitu "KANKER PARU-PARU".  Untuk lebih jelasnya tulisan saya kali ini akan membahas tentang apa itu kanker paru-paru dan hubungannya dengan rokok yang sering dijumpai di kalangan masyarakat kelas atas hingga kelas bawah...

 

 

Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari: Karsinoma sel skuamosa; Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum Karsinoma sel besar; dan Adenokarsinoma.
Penyebab  kanker paru-paru adalah sebagai berikut: 1) Merokok: merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita.
Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi,  arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. 2) Merokok pasif. 3)  Radon gas:
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan produk uranium alami. Ia pecah atau hancur membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di Amerika.4)  Kecenderungan Keluarga. 5)  Penyakit-Penyakit Paru: Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit (empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok serentak telah ditiadakan. 6)  Polusi Udara: Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari kematian-kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru.
            Gejala kanker paru-paru dan penyebarannya adalah sebagai berikut: 1)Biasanya gejala utama adalah batuk yang terus menerus. Penderita bronkitis kronis yang menderita kanker paru-paru seringkali menyadari bahwa batuknya semakin memburuk; 2)Dahak bisa mengandung darah. Jika kanker tumbuh ke dalam pembuluh darah dibawahnya, bisa menyebabkan perdarahan hebat; 3)Penyumbatan bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis Akibat lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada dan sesak nafas; 4)Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap; 5)Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung; 6)Sakit dada yang nyeri dan dalam ketika batuk atau tertawa; 7)Nafas pendek dan bengek seperti orang asma; 8)Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak; 9)Sering mengalami infeksi yang berulang, seperti radang paru dan bronchitis; 10)Suara serak; 11)Ujung jari membesar dan terasa sakit; 12)Berat badan menurun dan kehilangan nafsu makan; 13)Pertumbuhan dada yang tidak normal pada laki-laki; 14)Emosi yang tidak stabil, mood berubah-ubah, lesu, depresi.
            Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru-paru. Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker. Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan, yang kadang berasal dari dahak penderita (sitologi dahak). Untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan, dilakukan bronkoskopi. CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan CT scan perut dan otak.
Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang. Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan: ukuran tumor, penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya,  penyebaran ke organ lain. Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan ramalan penyakit pada penderita.
Tumor bronkial jinak biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan. Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan. Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan. Pembedahan tidak perlu dilakukan jika: kanker telah menyebar keluar paru-paru, kanker terlalu dekat dengan trakea penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru yang berat). Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani pembedahan karena mereka memiliki penyakit lain yang serius. Tujuan dari penyinaran adalah memperlambat pertumbuhan kanker, bukan untuk penyembuhan. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone). Pada saat terdiagnosis, karsinoma sel kecil hampir selalu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan. Kanker ini diobati dengan kemoterapi, kadang disetai terapi penyinaran.
Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paru-paru. Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan obat yang melebarkan saluran udara (bronkodilator). Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker paru-paru, tetapi Anda dapat mengurangi risiko jika Anda: Tidak merokok. Jika Anda belum pernah merokok, jangan mulai. Bicaralah dengan anak-anak Anda untuk tidak merokok sehingga mereka bisa memahami bagaimana untuk menghindari faktor risiko utama kanker paru-paru. Banyak perokok mulai merokok di usia remaja. Memulai percakapan tentang bahaya merokok dengan anak-anak Anda lebih awal sehingga mereka tahu bagaimana harus bereaksi terhadap tekanan teman sebaya; Berhenti merokok. Berhenti merokok sekarang. Berhenti merokok mengurangi risiko kanker paru-paru, bahkan jika anda telah merokok selama bertahun-tahun. Konsultasi dengan dokter Anda tentang strategi dan bantuan berhenti merokok yang dapat membantu Anda berhenti. Pilihan meliputi produk pengganti nikotin, obat-obatan dan kelompok-kelompok pendukung; Hindari asap rokok. Jika Anda tinggal atau bekerja dengan perokok, dorong dia untuk berhenti. Paling tidak, minta dia untuk merokok di luar. Hindari daerah di mana orang merokok, seperti bar dan restoran, dan memilih area bebas asap; Tes radon rumah Anda. Periksa kadar radon di rumah Anda, terutama jika Anda tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Kadar radon yang tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah Anda lebih aman. Untuk informasi mengenai tes radon, hubungi departemen kesehatan; Hindari karsinogen di tempat kerja. Tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kerja. Perusahaan Anda harus memberitahu Anda jika Anda terkena bahan kimia berbahaya di tempat kerja Anda. Ikuti tindakan pencegahan atasan Anda. Misalnya, jika Anda diberi masker untuk perlindungan, selalu memakainya. Tanyakan kepada dokter apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri di tempat kerja. Resiko kerusakan paru-paru dari karsinogen ini meningkat jika Anda merokok; Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten. Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada perokok; Minum alkohol dalam jumlah sedang, jika bisa sama sekali tidak. Batasi diri Anda untuk satu gelas sehari jika anda seorang wanita atau dua gelas sehari jika anda seorang laki-laki. Setiap orang usia 65 atau lebih tua harus minum alkohol tidak lebih dari satu gelas satu hari; Olah raga. Capaiminimal 30 menit oalh raga pada setiap hari dalam seminggu. Periksa dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda belum berolahraga secara teratur. Mulailah perlahan-lahan dan terus menambahkan lebih aktivitas. Bersepeda, berenang dan berjalan adalah pilihan yang baik. Tambahkan latihan sepanjang hari Anda – melalui taman waktu pergi kerja dan berjalan sepanjang jalan atau naik tangga ketimbang lift.