Rabu, 09 Maret 2011

"Nipah Virus" Strikes Again


Breaking the Chain in Bangladesh

Nipah virus claims few lives, but in Bangladesh, where nearly all known cases in the past decade have occurred, the virus kills almost three-quarters of those it infects and leaves many survivors with crippling neurological disorders. Almost every winter since 2001, the virus has flared up in Bangladesh and has killed 111 people in the past decade; 50 people died in 2004, the worst year. This winter is shaping up to be bad, with the death toll at 27 as Science went to press—and 2 months to go in the Nipah season. Disease hunters believe they have pinned down the virus's natural reservoir—fruit bats—and they have nailed a transmission route in Bangladesh: consumption of contaminated date palm sap. But fruit bats test positive for Nipah antibodies across southern Asia, and date palm sap is a delicacy throughout Bangladesh. Yet the virus mostly haunts only what investigators call "the Nipah belt," a clutch of districts near the Ganges River in western Bangladesh.
(Source:Sciecemag)

Mengenal Respirometer




Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktor seperti umur atau pengaruh cahaya memengaruhi rata-rata pernapasan.

Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram berat tiap detik.

Komponen

Respirometer ini terdiri atas dua bagian yang dapat dipisahkan, yaitu tabung spesimen (tempat hewan atau bagian tumbuhan yang diselidiki) dan pipa kapiler berskala yang dikaliberasikan teliti hingga 0,01 ml. Kedua bagian ini dapat disatukan amat rapat hingga kedap udara dan didudukkan pada penumpu (landasan) kayu atau logam.

Prinsip kerja

Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.

Cara melakukan eksperimen

Spesimen yang akan digunakan dalam penyelidikan ini sebaiknya dipilih yang masih segar atau lincah. Tabung spesimen dipisahkan dari bagian yang berskala dan kedalamnya dimasukkan zat pengikat CO2. Biasanya digunakan KOH kristal yang kemudian ditutup dengan kasa atau kapas agar tidak tercecah oleh spesimen yang diselidiki. Sebagai pengikat CO2 dapat juga digunakan larutan pekat KOH yang diserapkan pada kertas pengisap. Setelah itu spesimen dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa berskala diberi setetes air (lebih baik berwarna misalnya eosin). Tetes air ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai akibat pernapasan, yaitu O2 diserap, CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap oleh KOH. Kecepatan tetes air itu bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan organisme yang diselidiki. Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi hewan/organisme tertentu dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah: lama pernapasan (misalnya dapat diambil tiap 5 menit sekali atau 10 menit sekali) dan jarak yang ditempuh oleh tetes air bergerak. Jika nilai skala pada pipa kapiler tertera 0,1 --- 0,2 dan seterusnya, dan jarak itu dibagi menjadi 5 bagian, maka berarti 1 skala bernilai 0,02 ml.

Perlu diperhatikan

  • Keberhasilan percobaan/eksperimen ini tergantung tergantung pada bocor tidaknya alat. Disarankan hubungan antara tabung dan bagian berskala diolesi dengan vaselin lalu diputar-putar.
  • Perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang sudah bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu sebaiknya percobaan diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air cepat bergerak ke arah tabung spesimen.
  • Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang biasanya meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup, maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh KOH.

Respirometer ganong


Respirometer ganong.
Respirometer ganong adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan angka respirasi (RQ = Respiratory Quotient) secara kuantitatif dalam suatu peristiwa pernapasan. Tergantung pada substrat yang digunakan, harga RQ dapat sama dengan 1, lebih dari 1 atau kurang dari 1. Harga RQ adalah harga perbandingan CO2 yang dihasilkan dalam penapasan dengan O2 yang digunakan dalam pernapasan tersebut.

Prinsip kerja

  • Dalam pernapasan, organisme yang diselidiki menyerap O2 dari udara dan menghembuskan CO2 ke dalam udara.
  • Sejumlah udara tersebut tersimpan dalam penyungkup (ruang) yang kedap udara.
  • Dapat diserapnya CO2 oleh KOH.
  • Sebagai pembanding perlu digunakan zat cair lain pengisi respirometer yang tidak dapat mengikat CO2.
  • Perlunya koreksi volum dan tekanan udara tersisa terhadap perubahan suhu dan tekanan pada awal dan akhir pengamatan.

Komponen fungsional

Bagian-bagian alat yang penting ialah: tabung berturup yang volumnya kurang lebih 100 ml, bagian yang menggembung sampai pada lehernya bervolum 75 ml + 2 ml merupakan lekukan kecil untuk menyimpan spesimen yang diselidiki RQnya, yaitu biji-biji yang berkecambah. Pada tutup terdapat lubang kecil untuk menghubungkan atau memutuskan hubungan udara dalam tabung dan udara luar. Pipa bagian bawah berskala mulai dari 75 ml hingga 100 ml; di bawah skala 100 ml masih tersedia ruang kurang lebih 10 ml, dan dihubungkan dengan pipa karet dengan pipa kaca yang berujung terbuka. Pipa ini dapat dinaik-turunkan pada waktu menyamakan permukaan zat cair pada kedua pipa.

Komponen pendukung

Standar dan penjepit respirometer ganong adalah alat untuk menjepit kedua tabung respirometer ganong sehingga kedua tabung berdiri tegak. Alat ini terdiri dari sebuah statif dan 3 buah penjepit dari besi. Masing-masing penjepit itu mempunyai 2 alat pemegang. Pemegang di bagian tengah untuk menjepit statif dan yang dibagian ujungnya untuk menjepit tabung-tabung respirometer yang dipasang pada standar tersebut.

Cara kerja

Biji-biji yang akan digunakan dalam percobaan atau eksperimen dikecambahkan dulu. Dalam keadaan terbuka respirometer diisi larutan KOH sampai batas tersisa 100 ml. Kecambah disimpan pada lekukan 2 ml. Tutup dipasang dengan lubang menghadap keluar. Permukaan zat cair diatur agar sama tinggi baru kemudian tutup diputar sehingga lubang terputus hubungannya dengan udara luar. Suhu awal (T1) dan tinggi barometer (P1) dicatat dan alat disimpan selama 2 x 24 jam (dengan harapan semua O2 sudah digunakan dan semua CO2 sudah diikat KOH). Alat ganong yang sebuah lagi dipersiapkan seperti yang pertama kecuali bahwa zat cair yang diisikan bukan KOH, melainkan zat cair lain yang tidak menyerap CO2 misalnya paraffin cair.

Kecambah yang digunakan

Kecambah yang biasa digunakan untuk berbagai substrat bisanya digunakan:
Perlu diingat bahwa biji-biji tersebut tidak murni yang mengandung satu macam zat substrat tetapi umumnya campuran dengan proporsi berbeda-beda.
(Sumber:Wikipedia)

Selasa, 08 Maret 2011

Nyepi, Emisi CO2 Bali Berkurang 20 Ribu Ton


Sabtu, 5 Maret 2010 umat Hindu akan melaksanakan ritual Nyepi. Di hari itu, suasana seperti mati, tak ada aktivitas, terutama di Pulau Bali. 


Umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menggunakan api), amati karya (tidak bekerja),amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Selain bertujuan menyucikan jiwa penganut Hindu, ritual Nyepi juga baik untuk lingkungan. 

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali memperkirakan emisi gas CO2 di Bali akan berkurang sekitar 17 ribu hingga 20 ribu. Hanya dalam satu hari.

"Dengan Nyepi orang dapat merasakan betapa segarnya udara tanpa polusi. Bayangkan betapa bumi saat ini sudah terlalu padat polusi dan inflasi pencemaran," ujar Ketua Dewan Daerah Walhi Bali, Gendo Suardana  kepadaVIVAnews.com, 4 Maret 2011.

Dalam konteks perubahan iklim, Gendo mengatakan Nyepi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari kendaraan bermotor serta dari penggunaan listrik untuk penerangan dan industri.

Emisi dari BBM bisa dijelaskan sebagai berikut, "jika saya menggunakan pendekatan estimasi kuantitas dengan data tahun 2005, dengan jumlah sepeda motor 1.008.000 dengan asumsi 1 unit memakai 4 liter bensin perhari, maka bensin yang digunakan 4.032.000 liter. Jika pembakaran 1 liter sama dengan 2,4 kilogram CO2 maka emisi yang dihasilkan mencapai  9.676.800 kilogram CO2," jelasnya.

Sementara ditambah jumlah mobil sekitar 200 ribu dengan 10 liter perhari, maka emisi yang dihasilkan sebanyak 4,8 juta kilogram CO2.

"Belum lagi 80 pesawat di bandara dengan penggunaan avtur 1.600 kiloliter/hari dan gas yang dihasilkan 1 liter avtur sama dengan 2,4 kilogram CO2, maka emisi yg dihasilkan adalah 3.840 ton CO2."

Jika ditotal, pengeluaran emisi akibat aktivitas manusia di Bali diperkirakan mencapai 17 ribu hingga 20 ribu  ton C02 setiap harinya.

"Ini belum termasuk kapal feri di Gilimanuk dan Padang Bai, kapal ikan dan nelayan di Benoa dan di perairan Bali, dan juga termasuk penggunaan energi industri dan pembangkit listrik" katanya.

"Jadi dapat dibayangkan betapa besarnya sumbangan Nyepi bagi pengurangan emisi ditengah komitmen dunia untuk ancaman global warming," imbuhnya.

Sejak tahun 2007 Walhi bersama-sama dengan kelompok NGO lainnya yang tergabung dalam Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim telah menginisiasi kampanye World Silent Day (WSD) atau hari hening sedunia, baik secara nasional dan internasional.

"WSD sendiri mengambil konsep pelaksanaan Nyepi, karena Nyepi adalah tindakan nyata dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang adil, dimana hal ini murah dan mudah dilaksanakan," ungkapnya.

Walhi bersama aliansi mendorong pelaksanaan hari hening sedunia yang dilaksanakan secara internasional pada 21 Maret setiap tahun dengan cara tidak menggunakan alat-alat  yang menggunakan energi seperti tidak menggunakan motor, mobil, alat elektronik, juga handphone.

"Hening dalam jangka waktu 4 jam dari jam 10.00 wita sampai 14.00 Wita. Jika dilakukan secara internasional maka penghematan energi otomatis dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sampai ratusan juta ton CO2."

Agar hari hening sedunia ini dapat diadopsi oleh negara-negara pihak, Walhi dan aliasi membutuhkan dukungan 10 juta tanda tangan dari masyarakat sipil  dengan melakukan kampanye secara massif agar WSD dapat diterima oleh dunia internasional. (Sumber:VIVAnews)

Efek "Global Warming" Koloni Pinguin di Antartika "Raib"


Ini adalah efek nyata akibat pemanasan global yang terjadi di bumi. Sekelompok penguin yang biasa mendiami daerah semenanjung Antartika Barat kini raib secara misterius.
Walaupun sebelumnya sudah diperkirakan bahwa penguin adalah mahluk yang akan terimbas secara langsung oleh efek pemanasan global, namun kasus ini ini merupakan kehilangan koloni penguin pertama yang terdokumentasi.
Koloni ini sendiri ditemukan pertama kali pada 1948, di sebuah pulau bernama Emperor Island. Tercatat ada sekitar 150 pasang penguin di kelompok ini. Populasi koloni penguin terlihat stabil sampai 1970. 
Namun, pada 1978, sebuah laporan memperlihatkan adanya penurunan drastis hingga pada akhirnya sebuah riset menemukan bahwa pulau itu kini telah kosong pada 2009.
Menurut perkiraan tim peneliti dari British Antarctic Survey, penguin-penguin dari Emperor harus berpindah dari daerah mereka berasal, karena perubahan kondisi es, dan secara rutin mereka akan pulang kembali ke kampung halaman mereka. 
Namun, jumlah penguin yang pulang ke habitat asal mereka kian lama kian berkurang, hingga akhirnya koloni di tempat ini benar-benar hilang. "Ini merupakan pertanyaan besar yang belum terjawab," ujar Philip Trathan, ketua tim peneliti yang mengepalai konservasi biologi, seperti dikutip oleh situs LiveScience.
Hingga belum dapat diketahui apakah koloni penguin itu sekadar pindah tempat atau kini mereka telah mati.   
Karang es adalah sesuatu yang sangat krusial bagi penguin. Kebanyakan penguin Emperor berbiak di karang es. Saat es mulai terbentuk pada musim gugur, penguin berkelompok membentuk koloni.
Di sana mereka kawin, bertelur, mengembang biakkan anak-anak, hingga pertengahan musim panas. Koloni penguin Emperor biasanya juga membuat sangkar di darat, walaupun beberapa laporan juga mengatakan bahwa mereka juga membangun rumah di es.
Penguin
Jadi, raibnya koloni penguin ini mengindikasikan bahwa berkembang biak di daratan adalah bukan alternatif yang baik. "Semenanjung Antartika Barat adalah tempat yang telah mengalami perubahan sangat besar," kata Trathan.
Kenaikan suhu di wilayah tidak pernah terjadi sebelumnya. Dari data yang dikumpulkan hingga sekitar 40 km dari tempat ini, temperatur udara telah meningkat. 
Karang es di wilayah ini kini terbentuk semakin terlambat, namun mencair semakin dini. Ketiadaan karang es ini secara tidak langsung mengurangi keberadaan ikan, udang kecil, dan cumi-cumi yang mereka konsumsi.
Melalui penelitian yang telah dipublikasikan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2009, menyimpulkan bahwa mencairnya es di Antartika bisa memperbesar peluang menurunnya populasi penguin hingga 95 persen atau lebih, pada tahun 2100.